CommoPlast

Media: Chinese buyers cautiously re-engage with US propane as trade tensions eased

Market participants view this as a potential turning point in a trade relationship that has been largely dormant since punitive tariffs derailed flows during the height of the US-China trade war.



Tanda-tanda pemulihan kembali perdagangan propane antara AS dan China mulai terlihat, saat para pembeli petrokimia China secara hati-hati mulai kembali bertransaksi dengan pemasok Amerika di tengah meredanya ketegangan dagang dan menyempitnya selisih harga.

Plant propylene melalui dehidrogenasi propana (PDH) di China membeli setidaknya empat kargo dari AS sejauh ini pada bulan Juni menunjukkan peningkatan signifikan dibanding Mei, menurut laporan Bloomberg. Pelaku pasar melihat ini sebagai titik balik potensial dalam hubungan dagang yang sebagian besar lesu sejak tarif hukuman menghentikan aliran perdagangan selama puncak perang dagang AS–China.

Sumber perdagangan mengindikasikan setidaknya satu operator PDH di China memesan kargo AS untuk pengiriman Juli minggu ini sekitar $8/ton terhadap Indeks Argus Far East. Ini merupakan penurunan tajam dibanding harga tertinggi baru-baru ini sebesar $22/ton, yang mempersempit perbedaan harga lalu, yang lebih menguntungkan kargo dari sumber lain.

Penyesuaian harga propane AS yang kini jauh lebih kompetitif dibanding kargo dari Timur Tengah membantu membangkitkan kembali minat dari China. Pada satu titik dalam siklus pengadaan tahun 2024, propane asal Timur Tengah diperdagangkan lebih dari $100/ton di atas harga kargo AS, membebani biaya secara signifikan bagi pembeli China yang sudah tertekan margin rendah dan kelebihan kapasitas.

Pada 2024, China mengimpor sekitar 29,3 juta ton propane, dengan AS menyumbang hampir 60% pangsa yang anjlok setelah diberlakukannya tarif balasan sebesar 125% terhadap impor LPG dari Amerika. Perusahaan-perusahaan China kemudian terpaksa mengubah jalur pasokan mereka, beralih ke penjual dari Timur Tengah demi menjaga pasokan bahan baku ke unit PDH mereka.

Masuknya kembali kargo AS, meski masih terbatas, menunjukkan industri sedang mengevaluasi ulang eksposurnya. Namun para pedagang memperingatkan pembeli China tidak mungkin sepenuhnya kembali ke pasokan AS sampai ada kepastian mengenai ketentuan perdagangan. “Ada pergerakan, tapi belum ada yang terburu-buru,” kata seorang pedagang yang berada di China timur. “Risikonya masih terlalu besar sampai ada perubahan konkret soal tarif.”

Untuk saat ini, para pembeli tampaknya menerapkan strategi lindung nilai yang menguji volume sambil tetap menjaga fleksibilitas dalam portofolio pengadaan mereka. Jika pembicaraan dagang AS–China menghasilkan hasil nyata, maka bisa terbuka jalan bagi konfigurasi ulang yang lebih luas dalam arus perdagangan LPG lintas Pasifik.

Sampai saat itu, semua mata akan tetap tertuju pada Beijing dan Washington bukan hanya untuk sinyal politik, tetapi juga untuk sinyal harga yang akan mengikuti.


Country
China