Print

Pasar angkutan laut global melewati minggu dengan penuh kontras tajam, ketika pelaku pelayaran menimbang meredanya ketegangan di Timur Tengah yang tidak terduga dengan memburuknya prospek perdagangan kontainer secara cepat.

Pasar dibuka awal minggu ini dengan kewaspadaan tinggi setelah serangan udara mendadak AS terhadap fasilitas nuklir Iran, memicu kekhawatiran akan aksi balasan, termasuk kemungkinan penutupan Selat Hormuz yaitu jalur utama bagi hampir 20% aliran minyak dunia. Namun, kekhawatiran geopolitik mereda secara tiba-tiba di pertengahan minggu setelah Washington menengahi kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel. Meski gencatan ini masih rapuh, pengumuman itu untuk sementara meredakan ketakutan akan eskalasi.

Dengan risiko regional langsung yang mulai mereda, fokus pasar kembali bergeser ke hambatan struktural terutama kelebihan kapasitas dan lemahnya permintaan pada jalur kontainer utama timur-barat. Lonjakan pemesanan pasca-12 Mei yang sempat terjadi dipicu meredanya ketegangan perdagangan AS-China yang kini kehilangan momentum. Operator pelayaran, yang terdorong tanda-tanda awal pemulihan, sempat meningkatkan kapasitas di koridor transpasifik sebesar 13% dibanding tingkat Maret–April, namun pemulihan permintaan tidak bertahan lama.

Akibatnya, tarif angkutan spot kini berada di bawah tekanan berkelanjutan. Tarif ke Pantai Barat AS turun 7% minggu lalu, dengan rata-rata harian jatuh tajam menjadi sekitar $3.500 per FEU turun dari $5.800 hanya minggu lalu. Tarif harian ke Pantai Timur juga melemah menjadi $6.300/FEU, turun hampir $900 dalam periode sama.

Di koridor Asia–Eropa, tarif spot sempat mengalami kenaikan singkat sebesar 6% menjadi $3.100/FEU. Namun tanda-tanda pelemahan sudah mulai terlihat. Tarif Asia–Mediterania berbalik arah, turun 9% menjadi $4.400/FEU yang secara efektif menghapus kenaikan yang tercatat sejak awal Juni.

Meski memasuki musim puncak pengiriman secara tradisional, prospek tetap suram. Kombinasi pasokan kapal yang tinggi, pemulihan permintaan tidak merata, dan berakhirnya masa berlaku tarif AS yang dijadwalkan pada 9 Juli untuk barang asal non-China membatasi kemampuan operator mempertahankan atau menerapkan kenaikan tarif pertengahan bulan.

Seperti dicatat seorang analis industri, “Titik nyala geopolitik mungkin telah berlalu, tetapi kini fundamental yang menentukan arah. Momentum tarif sangat rapuh dan cepat memudar.”

Baca selengkapnya di Freightos