![]() |
Official data: China’s manufacturing slump deepened as US tariffs and weak demand biteChina’s manufacturing downturn deepened in August as US tariffs and muted domestic demand continued to weigh on factory activity, official data showed. |
|
Penurunan sektor manufaktur China semakin dalam pada bulan Agustus karena tarif AS dan permintaan lokal lesu terus membebani aktivitas pabrik, menurut data resmi.
Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur, yang dirilis Biro Statistik Nasional, naik sedikit menjadi 49,4 pada bulan Agustus dari 49,3 pada Juli. Meski ada sedikit peningkatan, indeks itu tetap berada di bawah batas 50 poin yang memisahkan ekspansi dari kontraksi selama lima bulan berturut-turut, menandakan kelemahan terus-menerus di seluruh sektor.
Pesanan baru hanya terlihat tanda-tanda pemulihan sangat lemah, naik menjadi 49,5 dari 49,4, namun tetap berada di wilayah kontraksi. Sub-indeks untuk pesanan ekspor baru hampir tidak berubah, berada di angka 47,2 pada bulan Agustus dibanding 47,1 sebulan lalu.
Data itu juga menyoroti rapuhnya kinerja perdagangan China. Pertumbuhan ekspor melambat ke laju terlemahnya dalam enam bulan, terbebani penurunan tajam pengiriman ke AS. Ekspor ke AS anjlok 33% pada bulan Agustus, menandai bulan kelima berturut-turut dengan penurunan dua digit. Meski demikian, penjualan lebih kuat ke pasar alternatif membuat Beijing tetap berada di jalur mencatat surplus perdagangan tahunan tertinggi lebih dari $1,2 triliun.
Sebaliknya, PMI non-manufaktur yang mencakup sektor jasa dan konstruksi kembali ke wilayah ekspansi, naik menjadi 50,3 dari 50,1 setelah penurunan di bawah batas utama pada bulan Juli.
Angka-angka ini menyoroti sifat tantangan ekonomi tidak merata yang dihadapi China saat ini. Para pelaku manufaktur menghadapi tekanan semakin besar dari konsumsi lokal yang lemah, upaya pemerintah menekan persaingan tidak sehat dan kelebihan kapasitas melalui kampanye “anti-involusi”, serta sengketa tarif berkepanjangan dengan Washington.
Written: Farid Muzaffar and Aiman Haikal