![]() |
US unveils sweeping new tariffs on pharmaceuticals, trucks and home goodsIn addition, the administration plans to levy a 50% tariff on imported kitchen cabinets, bathroom vanities and related products, a 30% tariff on upholstered furniture, and a 25% tariff on foreign-made semi-trucks. |
|
Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis mengumumkan putaran baru tarif besar-besaran mencakup produk farmasi, truk semi-trailer, kabinet dapur, dan furnitur, dengan bea masuk yang akan mulai berlaku pada 1 Oktober.
Langkah-langkah ini diberlakukan berdasarkan Pasal 232 dari undang-undang keamanan nasional yang lalu digunakan mengenakan tarif pada baja, aluminium, mobil, dan tembaga. Kebijakan ini diperkirakan akan berdampak luas pada berbagai sektor ekonomi AS, mulai dari perumahan dan layanan kesehatan hingga logistik.
Impor produk farmasi menghadapi tarif paling tinggi, dengan bea masuk berkisar antara 25% hingga 100%. Obat bermerek atau dipatenkan akan terkena dampak paling besar, meski pengecualian akan diberikan kepada perusahaan yang telah memulai atau sedang membangun fasilitas produksi di AS.
Selain itu, pemerintah juga berencana mengenakan tarif 50% pada impor kabinet dapur, meja rias kamar mandi, dan produk terkait, tarif 30% pada furnitur berlapis kain, serta tarif 25% pada truk semi-trailer buatan luar negeri. Dengan semakin bergantungnya AS pada impor dari Vietnam, China, Meksiko, dan Malaysia untuk kebutuhan rumah tangga, kelompok industri memperingatkan tarif baru ini bisa membebani konsumen dan para kontraktor yang sedang membangun rumah baru. Industri petrokimia juga dapat terdampak, karena polimer seperti PP, PS, dan ABS banyak digunakan dalam produksi furnitur.
Gedung Putih membuka belasan penyelidikan terkait risiko keamanan nasional dari berbagai produk impor, mulai dari turbin angin dan semikonduktor hingga tembaga, kayu, dan mineral penting. Minggu ini, Trump menambahkan penyelidikan terhadap alat pelindung diri, robotik, mesin industri, dan produk medis.
Para analis mencatat dampak ekonomi akhir mungkin sangat bergantung pada bagaimana kebijakan ini berinteraksi dengan perjanjian perdagangan yang sudah ada. Beberapa pihak berpendapat, jika tidak ada tumpang tindih dengan kesepakatan perdagangan bilateral berlaku, dampaknya bisa lebih ringan. Sebagai contoh, pada akhir Juli, Washington dan Brussels mencapai kesepakatan perdagangan mencakup tarif 15% pada produk farmasi.
Written: Farid Muzaffar