![]() |
ExxonMobil to cut 2,000 jobs globally, with Singapore operations among those affectedMarket talks indicated that ExxonMobil is considering shutting one of its cracking units at the Singapore chemical complex in early 2026 |
|
Exxon Mobil Corporation sedang bersiap memangkas sekitar 2.000 posisi tenaga kerja secara global sebagai bagian upaya restrukturisasi besar-besaran, yang mewakili sekitar 3% hingga 4% dari total tenaga kerjanya di seluruh dunia. Langkah ini dilakukan di tengah penurunan industri yang meluas, di mana perusahaan energi besar memperketat anggaran karena meningkatnya produksi OPEC+ menekan harga minyak bumi global dan mengikis margin keuntungan.
Di Asia Tenggara, operasional ExxonMobil di Singapura diperkirakan akan menanggung bagian signifikan dari pemutusan hubungan kerja, dengan sekitar 10% hingga 15% dari tenaga kerja lokal akan diberhentikan. Perusahaan juga berencana memindahkan kantor pusatnya dari pusat kota ke lokasi industrinya di Jurong pada akhir tahun 2027. Karyawan dilaporkan telah diberitahu proses PHK akan selesai pada bulan Desember, menurut sumber yang mengetahui masalah itu.
Manajemen belum menentukan posisi mana yang akan dianggap berlebih atau dipindahkan ke luar negeri, termasuk kemungkinan relokasi ke India. Namun, pengumuman ini tidak mengejutkan staf, mengikuti pengurangan tenaga kerja telah dimulai di berbagai operasi global ExxonMobil.
Saat ini ExxonMobil mempekerjakan sekitar 3.500 orang di Singapura, yang berarti hingga 500 pekerja dapat terdampak pengurangan ini. Perusahaan menolak mengonfirmasi angka spesifik.
Di wilayah lain, Imperial Oil anak perusahaan ExxonMobil di Kanada yang mayoritas sahamnya dimiliki ExxonMobil juga mengumumkan rencana mengurangi tenaga kerja sebesar 20% pada tahun 2027, sejalan dengan upaya efisiensi perusahaan induknya.
Informasi pasar mengindikasikan bahwa ExxonMobil sedang mempertimbangkan menghentikan produksi salah satu unit cracker di kompleks kimianya di Singapura pada awal tahun 2026 sebagai bagian perombakan operasional yang meluas. Perusahaan saat ini mengoperasikan dua unit steam cracker di Pulau Jurong, dengan total kapasitas etilena sebesar 1,9 juta ton per tahun. Tapi rincian mengenai rencana shutdown termasuk unit yang dimaksud dan jadwalnya belum dikonfirmasi pada saat laporan ini dibuat.
CommoPlast belum memverifikasi dengan independen rencana shutdown yang dilaporkan itu.
Written: Farid Muzaffar
Country
Singapore