|
Oil edged lower on peace talks, easing Venezuela tensions and OPEC+ meetingBoth benchmarks rose about 1% over the week but still logged their fourth consecutive monthly decline, the longest losing streak since 2023, as expectations of rising global supply continued to cap gains. |
|
Harga minyak mentah melemah sedikit pada hari Jumat ketika para investor mengukur kembali premi risiko geopolitik pada minyak, menyeimbangkan perkembangan dalam negosiasi perdamaian Rusia-Ukraina dan potensi mencairnya hubungan AS–Venezuela sambil menantikan pertemuan OPEC+ pada hari Minggu untuk melihat petunjuk kebijakan produksi ke depan.
Futures Brent untuk pengiriman Januari, jatuh tempo pada Jumat, ditutup turun 14 sen menjadi $63,20 per barel.
WTI ditutup pada $58,55 per barel, turun 10 sen.
Kedua acuan naik sekitar 1% sepanjang minggu tetapi masih mencatat penurunan empat bulan berturut-turut, penurunan terpanjang sejak 2023, karena ekspektasi kenaikan pasokan global terus membatasi kenaikan harga.
Harga minyak sempat turun tajam di awal minggu sebab indikasi Rusia dan Ukraina semakin dekat mencapai kesepakatan damai, meski pasar kemudian stabil ketika pembicaraan berlanjut tanpa terobosan.
Sementara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Venezuela Nicolás Maduro melakukan panggilan telepon minggu lalu untuk membahas kemungkinan pertemuan, memicu ekspektasi pelonggaran diplomatik antara Washington dan Caracas. Setiap deeskalasi dengan negara kaya minyak itu kemungkinan akan menghilangkan premi geopolitik signifikan dari harga minyak bumi.
Pada hari Minggu, OPEC+ sepakat menahan level produksi saat ini untuk kuartal pertama 2026, menandakan pendekatan lebih lambat dalam merebut kembali pangsa pasar saat kelompok itu menavigasi kekhawatiran potensi surplus pasokan.
Written by: Farid Muzaffar