Oil edged lower as oversupply fears overshadowed geopolitical risks
Oil prices eased at the start of the week, extending a cautious trend as mounting concerns over supply gluts continued to outweigh geopolitical risk premiums.
Harga minyak melemah pada awal minggu, memperpanjang tren hati-hati seiring kekhawatiran meningkat dengan kelebihan pasokan yang terus melewati keunggulan risiko geopolitik. Para pedagang mencatat meskipun konflik dan ketegangan diplomatik terus berlangsung, pasar tetap lebih fokus pada faktor fundamental yang terlihat potensi kelebihan pasokan minyak bumi di akhir tahun ini.
Futures Brent turun 11 sen, atau 0,2%, menjadi $66,57 per barel. Acuan global ini berada dalam kisaran sempit antara $65,50 hingga $69 sejak awal Agustus.
Kontrak WTI untuk Oktober, berakhir pada hari Senin, ditutup turun 4 sen di $62,64, sementara kontrak November lebih aktif diperdagangkan turun 12 sen, atau 0,2%, menjadi $62,28.
Analis mengatakan pergerakan harga datar ini menegaskan pasar enggan keluar dari kisaran perdagangan saat ini. Proyeksi kelebihan pasokan pada kuartal keempat, didorong produksi AS stabil dan minimnya keinginan OPEC melakukan pemotongan produksi agresif, membatasi potensi reli harga. Dari sisi kebijakan, keraguan Washington menjatuhkan sanksi terhadap negara-negara yang masih membeli minyak Rusia juga turut menekan sentimen bullish.
Sejauh ini, ketegangan geopolitik belum banyak memengaruhi sentimen pasar. Meski ketegangan di Timur Tengah dan Eropa Timur masih tinggi, hal itu belum berdampak nyata pada gangguan pasokan. Sebaliknya, perhatian pasar tetap tertuju pada keseimbangan pasokan-permintaan, dengan ekspektasi stok bisa meningkat dalam beberapa bulan ke depan jika permintaan melemah saat memasuki musim dingin.
Minyak bumi kini diperdagangkan dalam rentang $5 selama hampir dua bulan, menyoroti sikap berhati-hati investor yang menyeimbangkan risiko pasokan waktu panjang dengan prospek permintaan global yang masih rapuh. Banyak pihak memperkirakan harga akan tetap terjebak dalam kisaran ini sampai OPEC mengubah strateginya atau pemerintah Barat memperketat penegakan sanksi terhadap pembeli minyak Rusia.
Written: Farid Muzaffar
