Freightos Baltic: Transpacific and Asia–Europe rates retreat as US-China tensions escalate
Freightos Baltic: Transpacific and Asia–Europe rates retreat as US-China tensions escalate

Route |
Cost (USD/FEU) |
Changes |
Updated on 15 October 2025 |
||
Asia - US West Coast |
$1,431 |
â 8% |
Asia - US East Coast |
$3,015 |
â 8% |
Asia - Northern Europe |
$1,747 |
â 9% |
Asia - Mediterranean |
$2,131 |
â 4% |
Baca lebih banyak di Freightos
Tarif kontainer lintas Pasifik terus menurun selama seminggu terakhir, mencapai titik terendah sejak sebelum krisis Laut Merah pada akhir 2023. Volume impor AS yang melemah kini diperkirakan berada di level terendah sejak pertengahan 2023 akibat aktivitas frontloading lalu terkait ketidakpastian perang dagang berpadu dengan meningkatnya kapasitas kapal, memberikan tekanan besar terhadap harga angkutan laut.
Di rute Asia–Eropa, tarif juga kembali ke level 2023. Meski permintaan tetap lebih kuat dibanding tahun lalu, kemacetan masih berlangsung dan gangguan tenaga kerja baru-baru ini di beberapa pelabuhan besar belum mampu menahan dampak dari lonjakan kapasitas dengan cepat. Para operator kapal berencana menerapkan General Rate Increases (GRI) sekitar $1.000 per FEU untuk layanan Asia–Eropa pada bulan November, bersama dengan kenaikan tarif jalur Asia–Amerika Utara. Namun, pemangkasan kapasitas baru-baru ini belum cukup untuk menghentikan penurunan tarif.
Ketegangan geopolitik juga turut membebani sentimen pasar. Harapan USTR (Perwakilan Dagang AS) akan menunda atau membatalkan rencana penerapan biaya kunjungan pelabuhan menjelang peluncuran 14 Oktober memudar, setelah Washington dan Beijing sama-sama mengumumkan serangkaian langkah dagang balasan. China mengumumkan pembatasan baru atas ekspor logam tanah jarang sebagian berlaku langsung, lainnya mulai 1 Desember sementara AS mengancam akan mengenakan tarif 100% terhadap semua ekspor asal China mulai 1 November. Penangguhan tarif 145% dari Gedung Putih, yang diperpanjang pada Agustus, akan berakhir pada 10 November.
Biaya kunjungan pelabuhan baru dari USTR, menargetkan operator kapal asal China, serta tarif balasan China atas kapal terkait AS, diperkirakan hanya akan berdampak terbatas secara operasional. Operator besar menyatakan tidak akan mengubah jadwal atau menambahkan biaya tambahan dalam waktu dekat, sementara banyak dari mereka sudah menyesuaikan rute untuk meminimalkan dampak. Clarkson Research memperkirakan kebijakan China hanya akan memengaruhi sekitar 5% dari total kunjungan pelabuhan.
Secara paralel, meredanya konflik di Timur Tengah memunculkan harapan akan kembalinya lalu lintas kontainer melalui Laut Merah. Tahap pertama gencatan senjata Israel–Hamas mendorong operator seperti CULines untuk kembali melintasi Terusan Suez, meski sebagian besar operator masih berhati-hati sambil menunggu stabilitas keamanan berkelanjutan. Jika rute Laut Merah sepenuhnya pulih, kapasitas global lalu yang teralihkan bisa kembali, dan ini berpotensi meningkatkan tekanan penurunan tarif secara global.
Written: Farid Muzaffar