Oil extended gains as market shrugged off oversupply fears
Oil prices rebounded sharply on Wednesday, as technical indicators signalled that recent losses were excessive and a bullish US inventory report eased concerns over oversupply.
Harga minyak melonjak tajam pada hari Rabu, karena indikator teknikal memperlihatkan penurunan baru-baru ini berlebihan dan laporan stok AS yang bersifat bullish meredakan kekhawatiran mengenai kelebihan pasokan.
Brent ditutup naik $1,27, atau 2,07%, menjadi $62,59 per barel.
WTI naik $1,26, atau 2,20%, menjadi $58,50 per barel.
Kenaikan ini terjadi setelah data Badan Informasi Energi AS (EIA) memperlihatkan penurunan pada stok minyak bumi, bensin, dan distilat minggu lalu, seiring meningkatnya aktivitas kilang dan permintaan bahan bakar. Penurunan stok itu membantu meredakan kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan setelah beberapa minggu mengalami pelemahan harga.
Ketegangan geopolitik turut menopang harga. Laporan pertemuan puncak yang direncanakan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin ditunda kembali memicu kekhawatiran pasokan, terutama karena pemerintah Barat meningkatkan tekanan terhadap pembeli di Asia untuk mengurangi pembelian minyak Rusia.
Menambah sentimen positif, para pemimpin Uni Eropa diperkirakan akan menyetujui paket sanksi ke-19 terhadap Rusia pada hari Kamis, setelah Slovakia mencabut keberatannya. Pengumuman itu muncul ketika Rusia meluncurkan gelombang baru serangan drone dan rudal ke Ukraina, menyoroti rapuhnya upaya perdamaian yang sedang dilakukan pemerintah Barat.
Namun demikian, para analis memperingatkan sejauh mana sanksi baru itu bisa mengurangi aliran minyak bumi Rusia masih belum jelas, sehingga membatasi ekspektasi terhadap reli berkelanjutan.
Written: Farid Muzaffar
