Dec 04, 2025 7:06 p.m.

Crude dipped as hopes grew for a Russia-Ukraine breakthrough

Oil prices retreated more than 1% on Tuesday as signals of progress in US-led diplomatic efforts to end the war in Ukraine raised the prospect of sanctions relief for Russian energy exports.

Title

Available in

Harga minyak turun lebih dari 1% pada hari Selasa karena adanya sinyal kemajuan dalam upaya diplomatik yang dipimpin AS untuk mengakhiri perang di Ukraina, meningkatkan prospek pelonggaran sanksi terhadap ekspor energi Rusia. Potensi kembalinya pasokan tambahan muncul pada saat pasar sudah bergulat dengan ekspektasi surplus tahun depan.

Brent crude turun 89 sen, atau 1,4%, menjadi $62,48 per barel.

WTI merosot dengan jumlah sama, atau 1,5%, menjadi $57,95. Kedua acuan itu menyentuh level intraday terendah sejak 22 Oktober.

Kyiv mengatakan pembahasan mengenai rencana perdamaian direvisi masih berlanjut dengan Washington, meski beberapa poin sensitif tetap belum terselesaikan. Pejabat AS menyatakan optimisme hati-hati terkait negosiasi itu, meski sikap Rusia terhadap proposal terbaru masih belum jelas.

Terobosan akan menandai perubahan besar bagi pasar minyak. Rusia, salah satu produsen terbesar dunia, masih dibatasi sanksi luas yang diberlakukan AS, Uni Eropa, dan Inggris.

Tapi tidak pasti apakah Moskow akan menyetujui rencana yang sudah diubah, disesuaikan setelah masukan dari pejabat Eropa.

Kesepakatan damai juga bisa memungkinkan Rusia meningkatkan produksinya hingga kuota OPEC+ yang awalnya disepakati. Analis memperkirakan pertumbuhan pasokan minyak bumi global pada 2026 akan melampaui permintaan, beberapa memprediksi surplus setidaknya 2 juta barel per hari tahun depan dan peluang kecil untuk kembali ke defisit bahkan hingga 2027. 


Written by:
 Farid Muzaffar