Crude climbed nearly 1% to two-week high on FED outlook and rising geopolitical tensions
Oil prices climbed to a two-week high on Friday, supported by rising expectations of a US Federal Reserve rate cut this week and heightened geopolitical risks that could constrain crude supplies from Russia and Venezuela.
Harga minyak naik ke level tertinggi dalam dua minggu pada hari Jumat, didukung meningkatnya ekspektasi pemotongan suku bunga Federal Reserve AS minggu ini dan meningkatnya risiko geopolitik yang dapat membatasi pasokan minyak bumi dari Rusia dan Venezuela.
Futures Brent naik 49 sen, atau 0,8%, menjadi $63,75 per barel.
WTI naik 41 sen, atau 0,7%, menjadi $60,08.
Pasar menguat ketika para investor mencermati data inflasi AS yang baru dan menilai kembali kemungkinan pelonggaran kebijakan pada pertemuan Fed 9–10 Desember. Meski belanja lokal terus meningkat pada bulan September, laju pertumbuhannya melambat setelah tiga bulan berturut-turut mencatat kenaikan kuat, menandakan momentum melemah karena pasar tenaga kerja lemah dan tingginya biaya hidup membebani permintaan.
Perkembangan geopolitik menambah dukungan lagi. Para pedagang memantau prospek gencatan senjata yang tidak pasti di Ukraina setelah serangan drone Ukraina memicu kebakaran di pelabuhan Temryuk Rusia di Laut Azov, menurut pejabat darurat setempat. Terminal itu menangani LPG, produk minyak, petrokimia, dan komoditas pertanian curah.
Pada saat sama, pasar tetap waspada terhadap kemungkinan tindakan militer AS di Venezuela, setelah Presiden Donald Trump mengatakan Washington dapat memulai operasi “sangat segera” yang bertujuan mengekang perdagangan narkoba.
Written by: Farid Muzaffar
